Sunday, March 16, 2014
Skala Pengukuran Data
Sunday, March 16, 2014 by Unknown
Untuk melakukan pengukuran
terhadap suatu data, maka kita membutuhkan skala pengukuran data. Hal ini
menjadi penting mengingat data juga memiliki tipe yang beragam. Misalkan saja,
ada data yang berupa tingkatan, ataupun ataupun data perbandingan. Tentunya,
dalam penyajian dan analisis dari perbedaan data ini memiliki perlakuan yang
berbeda. Dalam hal ini, skala pengukuran berperan dalam pemberian nilai atau
atribut data.
Secara umum, ada 4 macam skala
pengukuran data :
1. Skala Nominal
Skala ini hanya berfungsi untuk
mengelompokkan data, dan sama sekali tidak memiliki arti. Misalkan, sering pada
daftar kuesioner bahwa laki-laki dilambangkan dengan 1 dan perempuan
dilambangkan dengan 0. Hal ini dilakukan agar penulisan di dalam kuesioner
serta pengolahan data nantinya menjadi lebih mudah. Antara nilai 1 dan 0 sama
sekali tidak memiliki arti yang berbeda. Hanya sekedar lambang saja. Meskipun
dalam dunia matematika, 1 tentunya lebih besar dari 0. Namun dalam skala
nominal, lambang tersebut tidak memiliki arti khusus.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal memungkinkan kita
untuk membuat urutan tingkatan atau peringkat dalam suatu hal. Misalkan saja,
dalam perihal juara kelas. Kita bsa mengatakan bahwa yang mendapat juara 1 memiliki
nilai yang lebih tinggi daripada juara 2, juara 2 memiliki nilai yang lebih
tinggi daripada juara 3 dan begitu selanjutnya. Atau bisa juga dengan status sosial
yang dikategorikan. Misalnya, ada kelas atas, menengah , dan bawah. Tentunya kelas atas memiliki ekonomi yang
lebih tinggi dari kelas menengah,begitu juga kelas menegah memiliki ekonomi
yang lebih tinggi dari kelas bawah.
3 Skala interval
Skala interval merupakan skala yang memungkinkan kita untuk melakukan
klasifikasi, penggolongan, pengurutan bahkan bisa untuk melakukan perbandingan
antar nilai. Bisa juga dikatakan bahwa skala interval merupakan skala yang
memiliki nilai dengan jarak yang sama. Misalkan, data kecenderungan masyarakat
terhadap suatu produk. Dalam pengukuran datanya, diambil perhitungan bahwa 1=sangat
tidak suka, 2=tidak suka, 3=suka,
4=suka. Nah, masing-masing nilai ini tentunya memiliki tingkatan tersendiri dan
lambang angka yang digunakan memiliki makna masing-masing. Contoh lainnya juga
pada pengukuran suhu, yang diukur dalam perbedaan satuan misalkan Celcius dan
Fahrenheit. Kita bisa mengatakan bahwa suhu 80 derajat tentunya lebih tinggi
dari 60 derajat, begitu juga suhu 60 derajat lebih tinggi dari 40 derajat.
Dengan menggunakan skala interval, kita sudah bisa mengambil makna dari
perbedaan nilai. Disini kita bisa mengatakan bahwa perbedaan suhu 40 derajat
dan 50 derajat dua kali lebih besar dari perbedaan suhu 30 dan 20 derajat.
Dengan demikian, skala ini sudah mencakup skala nominal dan ordinal tetapi
belum memiliki nilai mutlak.
4. Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala yang
boleh dikatakan meiliki semua sifat skala pengukuran data sebelumnya, yaitu
nominal, ordinal dan interval. Jadi, skala ini sudah mampu melakukan
perbandingan antara dua nilai Misalkan, berat badan Adi 60 kg. Sedangkan berat
badan Budi 40 kg. Disini, kita bisa mengatakan bahwa berat badan Adi 3/2 dari
berat badan Budi. Sedangkan, mungkin ada Candra dengan berat badan 0 kg
(misalkan ya). Nilai 0 disini jelas memiliki arti bahwa Candra boleh terbilang
sangat kurus, sehingga nilai tersebut memiliki sifat mutlak.
Memang cukup sulit membedakan
skala interval dan rasio. Kuncinya adalah, adanya nilai nol mutlak tersebut. Apakah
nilai nol tersebut memiliki arti atau tidak.
Untuk lebih mempermudah
pemahaman, silakan liat gambar berikut. Semoga bermanfaat ya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Skala Pengukuran Data”
Post a Comment